Selasa, 17 Agustus 2010

AKSARA BUGIS / MAKASSAR

Kebudayaan diciptakan karena adanya kebutuhan (needs) manusia untuk mengatasi berbagai problem yang ada dalam kehidupan mereka. Melalui suatu proses berfikir yang diekspresikan kedalam berbagai wujud. Salah satu wujud kebudayaan manusia adalah TULISAN. Seperti halnya dengan wujud kebudayaan lainnya. Penciptaan tulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabadikan hasil-hasil pikiran mereka.

Menurut Coulmas, pada awalnya tulisan diciptakan untuk mencatatkan firman-firman Tuhan, karena itu tulisan disakralkan dan dirahasiakan. namun dalam perjalanan waktu dengan berbagai kompleksitas kehidupan yang dihadapi oleh manusia , maka pemikiran manusia pun mengalami perkembangan demikian pula dengan tulisan yang dijadikan salah-satu jalan keluar untuk memecahkan problem manusia secara umumnya. Seperti yang dikatakan oleh Coulmas "A King Of Social Problem Solving, and Any Writing System as The Comman Solution Of Number Of Related Problem" 
  1. Alat untuk mengingat 
  2. Memperluas jarak komunikasi 
  3. Sarana untuk memindahkan pesan untuk masa yang akan datang
  4. Sebagai sisten sosial kontrol
  5. Sebagai media interaksi 
  6. sebagai fungsi estetik
Begitu pula yang terjadi pada kebudayaan di Indonesia. Ada beberapa suku bangsa yang memiliki huruf .
Di Sulawesi Selatan ada 3 macam  huruf yang pernah dipakai secara bersamaan :
  1. Huruf Lontara 
  2. Huruf Jangang-jangang
  3. Huruf Serang
Sementara bila ditempatkan dalam kebudayaan bugis, lontara mempunyai dua pengertian Yaitu:
  1. Lontara sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan
  2. Lontara sebagai tulisan
Kata lontara berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang berarti daun lontar. Kenapa disebut lontara? karena pada awalnya tulisan tersebut dituliskan diatas daun lontar, yang kira-kira memiliki lebar 1 cm, sedangkan panjangnya tergantung dari cerita yang dituliskan. Tiap daun lontar disambungkan satu sama lain memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri ke kanan. Lontara juga disebut dengan aksara Sulapa' Eppa'.

memang terdapat beberapa varian bentuk huruf bugis di Sulawesi Selatan, tetapi itu tidaklah berarti bahwa esensi dasar dari huruf bugis ini hilang, dan itu biasa dalam setiap aksara dunia. Hanya ada perubahan dan penambahan sedikit yang sama sekali tidak menyimpang dari bentuk dasar dari aksara tersebut. Varian ini disebabkan antara lain , Penyesuaian antara bahasa dan bunyian yang diwakilinya, dan penyesuaian antara bentuk huruf dan sarana yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar